Langit kelabu, hujan berjatuhan sejak pagi buta menyirami tanah basah dan pepohonan.
Aku memandangi dari balik jendela, daun-daun basah…embun membaur bersama hujan.
Lama sekali hujan tidak membasahi bumi, pagi ini seolah air hujan tumpah memberikan kesejukan.
Aku masih memandangi langit, pelan kubuka pintu dan membiarkan udara basah memasuki rumah.
Berharap kesejukan ini menyebar memenuhi paru-paruku,
mengikis kesombongan dan segala kefakiran juga kealfaanku.
Tuhan mungkin ingin memberiku jeda, bahwa setiap langit cerah tidak pernah abadi.
Akan ada hujan, atau badai yang sejatinya kita tetap dalam syukur dan sabar.
” Terima kasih Pemilik Semesta untuk 36 tahun nafas berhembus juga segala yang sudah diberikan. terlalu banyak, terlampau banyak nikmat. Dan begitu sedikit ketaatan dan penghambaanku PadaMU ”
Catatan pagi di 8 Agustus 2016, memandangi pagi… mensyukuri hari ini sebelum kembali menjalani sisa hidup selanjutnya.