Terkadang cintamu membuatku mabuk.
malam menjadi terasa lebih gelap,
dan siang terasa lebih membakar
Kau cintai adalah keniscayaan,
kasihmu begitu dalam melingkupiku
hingga menjelma menjadi kabut,
sedangkan aku waktu yang sekejap.
Sayang,…tidak kurang kecintaanku dari kesejukan udara
yang setia memberimu ruang kau bernafas.
tidak pernah kurang….
Walau aku ingin kau mengasihiku,
sebatas mampu hatimu mengejaku
usah memahami ketika dadamu terasa berat.
Aku cinta yang larat,
seringkali menghadirkan hujan dimatamu,
acapkali menciptakan mendung dijiwamu…
tapi aku ruang yang tak henti memahamimu.
beranda teduh ketika kau rindu sejuknya embun didedaun
ketika mentari membakar.
Aku juga simphony ketika kau labuhkan gundah setelah lelah berjalan,
tapi aku juga badai,
yang memporandakan rasamu
jika jemari kita tak kunjung bertaut.
Karena aku juga mampu berlari,
sejauh dan secepat angin bertiup.
