Mungkin aku butuh waktu lebih lama untuk memahami semuanya dibanding sebegitu mudahnya menyerahkan hatiku.
Butuh waktu untuk mengerti dan akhirnya menerima…
Biarkan saja ini proses aku untuk lebih kuat dari sebelumnya.
cukup sudah kualirkan barisan anak sungai yang luruh dikedua kelopak mataku,
cukup sudah kuhabiskan langit malamku dengan menghitung ribuan detik cerita yang terbingkai rapi dalam lemari hati.
Cukup sudah menanam pohon harapan di waktu kemarau tak berkesudahan.
Matahari tlah menarik cahayanya,…
tirai langit tlah tersingkap,kau seperti adanya sekelumit cerita.
Hanya cerita…yang memantul didinding waktu.
Aku merindukan senja dimana jingga menghangatkan sekujur garbaku yang hampir saja tak merasa.
Terlalu lama mendekap lara hingga kabur sgala pandangan warasku mencerna dan merasa.
Biarkan rindu-rindu yang dipisahkan,mengendap dipalung bumi.
Aku tetaplah aku seperti ketika kau mengenalkan sesuatu yang tak kasat mata,..tak teraba…
Aku berangan menyentuh pucuk bunga dan merasakan lemah langkahku dilembah-lembah beralaskan hamparan rumput dan menuntaskan sepoi angin dengan tanpa tetesan air mata kekalahan. Suatu ketika aku ingin tertawa,ketika ingatanku membawaku pada lagu,syair,dan ribuan detik kuhabiskan waktu berpeluk angin!.
Jika saat ini tak bisa,kuharap suatu waktu sebelum sampai ujungku. Meski saat ini aku tlah mampu menatap cakrawala tanpa berlindung dari teriknya…
* Hidup itu berwarna-warni,…
Elsa
/ February 19, 2010PERTAMAX kah???
albertus goentoer tjahjadi
/ February 19, 2010horeeeeee…. jadi yang pertama nih mbak…
Elsa
/ February 19, 2010sama… disini juga sedang gerimis. aku jadi merindukan matahari karena hangatnya….
albertus goentoer tjahjadi
/ February 19, 2010eh… ternyata yang kedua toh?… kalo di tempatku nggak hanya gerimis yang datang mbak… tapi ujan deres…
Linda Tan
/ February 19, 2010Dalam…aku ikut merasakan kesedihan, kehilangan dan kerelaan.mencari kekuatan untuk bangkit tapi apakah itu hanya perasaan ku saja.saya suka membaca blog senja (salam kenal:) )
Alrezamittariq
/ February 19, 2010indah banget senja…"Biarkan saja ini proses aku untuk lebih kuat dari sebelumnya.cukup sudah kualirkan barisan anak sungai yang luruh dikedua kelopak mataku"awas habis..hehehe…piss senja
Isti
/ February 19, 2010menikmati indahnya puisi mbak irma dikala gerimis..
di
/ February 19, 2010TOP ABIZ…. pembaca pun ikut terhanyut, sekali-kali tuangkan ke dalam sebuah buku kumpulan puisi karya irmasenja….yang ketiga nya ada ga??? hehehe…pizzz ahhh
SeNjA
/ February 19, 2010Elsa: horeee,..mba elsa pertamaxx ^^tjahjadi: iya,td hujan deras mas tp sekarang hanya menyisakan gerimis yg gak kunjung reda.Linda tan: hemmm,…^^salam kenal mba dan trima kasih sudah memberi komentr disini ^^Alrezamittariq: benar,…lama-lama bisa habis juga hehe ^_*isti: terima kasih mab isti yg baik dan manis ^^Di: terima kasih ^^hemm,impian memiliki buku hasil karya sendiri…^^
Clara
/ February 19, 2010tadi bukan gerimis menyapa rumahku tapi hujan cukup deras, dan aku seneng dengan dinginnya, bikin ngantuk soalnya mbak ^^catatan yg penuh dengan kata" indah
Hdsence
/ February 19, 2010aku datang kepada senja, dimana bumi belum mendapat hujan,kan kutunggu selama mungkin,hingga benih terciptamenjadi putik-putik bunga,ketika senja merasa jingga nya tak lagi meronalangitku kan tetap menyempurnakan turunnya hujan,dan kan selalu menciptakan keindahan dari putik yang menjadikan bumi tetap terhampar sejuk dan teduh dimana kau dapat selalu berdiam teduh dan mengadu kepadanyasang langit,,
SeNjA
/ February 19, 2010clara: sedari tadi hujan deras,..tapi menyisakan gerimisnya yang gak kunjung reda clara ^^
SeNjA
/ February 19, 2010Hdsence: Aku tahu meski matahari tlah menarik cahayanya…langitmu akan selalu menyisakan tempat yg teduh untukku singgahi ^^Aku akn menunggu hujan turun dilangitmu,..langit Senja….
aan
/ February 19, 2010gerimis2 juga masih bisa bikin catatan,,siplah,
dwi wahyu arif nugroho
/ February 19, 2010wah tempatku, g cuman grimis tapi hujan deraass je..he9
Andre
/ February 19, 2010Tahu kalo itu melukaiku, tetep aja dilakuin !!Aku tetaplah aku seperti ketika kau mengenalkan sesuatu yang tak kasat mata,..tak teraba…Aku kek pernah membaca kalimat-kalimat diatas dari sebuah novel yg aku lupa penulisnya. hemm..Aku pikir aku tidak akan pernah membaca kata-kata ini lagi. But why ??? Apa maksud nya yah? Sepertinya kata-kata ini mengandung makna yang sangat dalam.Anyway, whatever it is, this is a very nice poem. Met malam irma. aku mampir lagi…
SeNjA
/ February 19, 2010aan: iya nih,..inspirasi bs datang kapan saja bukan.dwi wahyu arif nugroho: benar,..disini tinggal menyisakan gerimisnyaAndre: hehe<… ^^tulisan ini sebenrnya inspirasinya dari gerimis kali y.tiba2 mellow aja…tulisan ini juga tentang angin!.yang tadi sedikit menderu,…
setiakasih
/ February 19, 2010salam adikku…tempatku tiada gerimis… deres hujan nya.Samapi aku selsema (flu) teruk sekali.namun gerimis, tetap aku natikan..
Aditya's Blogsphere
/ February 19, 2010senja..met malem..oh yah…mohon bantuanya untuk vote blog q yah…makasih banyak sebelume…btw…dulu kamu pernah nyinggung soal temu blogger nasional itu kapan sih?
Riesta Emy Susanti
/ February 19, 2010tulisan mbak irma bikin adem…
mocca_chi
/ February 19, 2010kata katamu lembut,walau ak blun tau arti maksud dibaliknya tapi ak seneng aja bacanya. maaf yaa
di
/ February 19, 2010menyejukan hati puisinya…ikut merasakan di sini juga gerimis mengundang,,,tp syg ga bs bikin puisi
Andre
/ February 19, 2010oouu..itu toh artinya, tentang gerimis dan angin. kirain tentang…..Apakah lembayung masih memberi kesempatan bagi angin tuk membisikkan deru nya pada lembayung? karena angin sungguh merindukannya!.
Sang Cerpenis bercerita
/ February 19, 2010met malam. lagi hujan nih
agoez
/ February 19, 2010Selamat Malam Minggu, Puisinya Selalu Manis dan Romantis
bandit™perantau
/ February 19, 2010nice word Kawan..!*disini malah lagi panas mendera.. ughhh
Andre
/ February 19, 2010‘Suatu ketika aku ingin tertawa,ketika ingatanku membawaku pada lagu,syair,dan ribuan detik kuhabiskan waktu berpeluk angin!.Jika saat ini tak bisa,kuharap suatu waktu sebelum sampai ujungku. Meski saat ini aku tlah mampu menatap cakrawala tanpa berlindung dari teriknya…’**Aku suka untaian kata-kata ini. Tapim tak perlu suatu waktu sebelum sampai ujung mu. kau tinggal tentukan kapan kau ingin tertawa. Lagu dan syair akan kau dengarkan kembali bila kau inginkan dan kau beri kesempatan pada lagu dan syair tuk dilantunkan!.
hendrie k_bejo
/ February 19, 2010sayagikeun Payung neng !
anyin
/ February 19, 2010gambarnya mengingatkan saya tentang seorang blogger yg sempet bikin heboh..
anyin
/ February 19, 2010sekarang juga lagi gerimis nih mbak 🙂
gen22
/ February 19, 2010wah, ngga tau harus komen apa. Tiap hari puisi-puisinya semakin bagus..!kata2 nya semakin mengalir deras tapi sangat lembut untuk diresapi….
myvipdb
/ February 19, 2010numpang baca ya buuuuuuuuuuu….skalian numpang absen xixixiixixixi…tulisannya bagus bgt (sungguh)
harto
/ February 19, 2010Gerimis… Lalu hujan rintik-rintik, Gerimis lagi. Tidak deras tapi berkepanjangan. Setelah tiba di rumah saya malas untuk pergi, ngopi dulu sambil makan roti sumbu. berkeliling ke rumah sahabat mampir disini bersilaturahim sangat mengasyikkan…..
Andre
/ February 19, 2010Berita Metro TV hari ini 20/02/2010: 60% penduduk jawabarat melakukan pernikahan secara nikah sirih (dihadapan kiyai) dg alasan tidak ada biaya. mereka menginginkan agar nikah sirih mereka dicatatkan sesuai per Undang-Undangan. Hal ini mereka lakukan menyusul Rancangan Undang Undang (RUU) Peradilan Agama: "Hukuman pidana bagi yg melakukan poligami, nikah siri dan kawin kontrak". **waah… aku baru tau ni, alasan tidak ada biaya??? Apa bener yah?? Apakah 60% itu jujur semua mengatakan nggak ada biaya? Walahualam.. Kalaupun bener, sangat memprihatinkan yah..
Zahra Lathifa
/ February 19, 2010hebat say…aku juga lagi kehilangan inspirasi, tpi gerimis ternyata lebih dulu mendatangimu dan memberikan inspirasi itu, hehe
Piet Puu
/ February 19, 2010>_<!jadi sedih bacanya…iah hidup itu berwana warni, tapi pit rasa hidup pit cuma warna hitam putih dan coklat… ato mungkin perasaanku yang lagi kacau dengan semuwa peristiwa aneh yang terjadi dalam kehidupanku T__T
Andre
/ February 20, 2010EDITORIAL Media Indonesia Edisi: Sabtu, 20/02/2010 MELINDUNGI HAK PEREMPUANRENCANA negara mengatur perkawinan tanpa pencatatan dokumen negara mengundang perdebatan panjang dan beragam. Banyak yang mendukung, tapi juga tidak sedikit yang menolak rencana itu. Model perkawinan tanpa pencatatan dokumen negara itu mencakup nikah siri, mutah (kawin kontrak), dan poligami. Perdebatan muncul karena ada embel-embel ancaman pidana bagi mereka yang terlibat dalam ketiga jenis perkawinan itu. Rancangan Undang-Undang (RUU) Hukum Materiil Peradilan Agama Bidang Perkawinan menyebutkan setiap orang yang dengan sengaja melangsungkan perkawinan tidak di hadapan pejabat pencatat nikah (Kantor Urusan Agama) akan dipidana dengan ancaman hukuman beragam. Sanksi hukuman untuk nikah siri, misalnya, dari enam bulan hingga tiga tahun penjara dan denda mulai dari Rp6 juta sampai Rp12 juta. Adapun kawin kontrak dihukum penjara maksimal tiga tahun dan perkawinannya batal karena hukum. Salah satu alasan yang mengemuka ialah sanksi hukuman itu diperlukan karena begitu tingginya tingkat perceraian. Data Kementerian Agama menyebutkan setidaknya ada 200 ribu perceraian dari 2 juta pernikahan setiap tahunnya di Indonesia. Malangnya, pada kasus perkawinan siri, kontrak, dan poligami, kaum perempuan—termasuk anak-anaknya—kerap berada pada posisi yang rentan dan dirugikan. Kaum perempuan selalu menjadi korban perkawinan itu. Penyebabnya tidak lain karena perkawinan seperti itu membuat perempuan tidak memiliki status yang jelas baik di hadapan negara maupun masyarakat. Akibatnya, kaum perempuan sulit memperoleh haknya sebagai seorang istri, misalnya yang terkait dengan warisan. Tidak hanya itu, yang paling dirugikan adalah anak hasil perkawinan siri, kontrak, dan poligami. Mereka akan kesulitan memperoleh akta kelahiran, karena pernikahan orang tuanya tidak tercatat secara resmi dalam dokumen negara. Akibatnya, sang anak tidak bisa menikmati pendidikan lantaran semua sekolah sekarang mensyaratkan adanya akta kelahiran. Selain itu, sang anak juga bakal menemui rintangan terkait dengan masalah warisan, perwalian, pembuatan KTP, dan dokumen formal lainnya. Dengan demikian, pengaturan perkawinan siri, kontrak, dan poligami haruslah dipandang sebagai upaya negara memperjelas sekaligus melindungi hak-hak kaum perempuan beserta keturunannya. Dalam perspektif itulah gagasan mengatur semua jenis perkawinan harus dengan dokumen resmi negara hendaknya ditempatkan. Yaitu, registrasi terhadap semua bentuk perkawinan itu merupakan wujud pertanggungjawaban negara kepada warganya tanpa membedakan jenis kelamin.
Desfirawita
/ February 20, 2010wah, indahnya catatan mu saat gerimisbagaimana saat hujan?
Newsoul
/ February 20, 2010Catatan indah tentang gerimis, SeNja. Saat saya mampir disini, sedang gerimis juga di Palembang. Sebuah kebetulan yang masnis ya. Selamat berakhir pekan sobat.
Willyo Alsyah P. Isman
/ February 20, 2010Senja sahabtku…maaf baru bisa berkunjung …lagi manyak masalah ni..
MUBAROK
/ February 20, 2010nice…..
DUNIA POLAR
/ February 20, 2010bagus puisinya, bingung mw komen apa 🙂
Bahauddin Amyasi
/ February 20, 2010Wah,kayaknya masih tentang rindu ya, Mbak? hehe…Gerimis, sepertinya memang selalu menyisakan kerinduan primordial dan perennial. "Maka pejamkanlah matamu, Thaani, dan biarkan gerimis menynetuh hatimu", kata Surinder dalam film Rab Ne Bana de Jodi…
Reni
/ February 20, 2010Sebuah catatan yang terinspirasi oleh gerimis…. hmm indah sekali.
Kang Sugeng
/ February 20, 2010wow… dalem banget Non kata-katanya, KS sampai ikut terhanyut membacanya
Willyo Alsyah P. Isman
/ February 20, 2010maaf sahabat …aku baru bisa mampir lagi soalnya aku ada sedikit masalah…aku ingin berbagi…
Inuel^-^
/ February 20, 2010Oh… indahnya nyanyian hatimu… aku ingin mendengarkan ini sekali lagi..menyambut senjamu..dan ulangilah katamu, aku akan bahagia karenanya :)..mba Senjaaaaa ajarin aku :D, ya ya ya, mau ya ya ya!!
Syifa Ahira
/ February 20, 2010semoga sang waktu kembali membawamu menikmati senja itu..
gyant
/ February 20, 2010tempat q bukan gerimis lagi..palah hujan…siap2 banjir…. kanal timur udah fungsi lum ya?wkwkwkkkkk
SeNjA
/ February 21, 2010To All: terima kasih sahabat blogerku,..untuk komentar nya ^^iya,beberapa hari terakhir kota ku diguyur hujan trus,kasihan jg bagi yg tempat tinggalnya rawan banjir.Gerimis,hujan….dan suasananya memang kadang menghadirkan sensasi tersendiri…menghadirkan kenangan kadang rindu,atau kadang teringat apapun yang terjadi saat hujan…Hdsence,…terima kasih untuk langitmu yg sllau menyediakan tempat untuk senja ^^willyo,…sedih membaca kisahmu,semoga selalu diberi kekuatan dan kesabaran,inikah jawaban2 dari catatan2mu yang jg slalu biru ??andre,…pengomentar setiaku,yg kritis. terima kasih untuk komentr,saran,info dan masukanmu.aku jd berpikir jangan2 kamu seorang penasihat sebuah lembaga hukum atau sejenisnya? atau kritikus catatan/puisi ?hehehe,…entahlah….Kadang kita lupa atau alpa sebagai manusia,jgn mengatakan ada kalo ternyata tidak ada….benar kan pendapatku ?terima kasih untuk komentrnya,selalu ada yg bs aku petik dari setiap komentarmu ^^semoga kamu konsisten seperti yg kamu tulis dgn sebenarnya !!
Fais cWaKep
/ February 21, 2010hampir sama ni ma crta hidupKu…
Edwin Prasetio
/ February 21, 2010Saya Edwin. Salam kenal Mbak. You're a kind of expressive one. Boleh tukeran link? Link anda sdh kupasang, dan follow juga. Trims…
Willyo Alsyah P. Isman
/ February 21, 2010yah…inilah jawaban dari catatan2 ku yg selalu biru..thanks bgt…senang bersahabat dgn anda…salam dari kami (aku dan Jagoan ku) untuk mu…
Seiri Hanako
/ February 21, 2010SENJA……Gw banget….you already mirroring me w.o knowing
Andre
/ February 23, 2010Ya semoga. Pendapatmu benar!Terima kasih kembali irma ^_*
si roel
/ February 27, 2010hmm..sajak setelah dua tali tak bersimpul lagi…
Dhie Aza
/ July 16, 2010Wilujeng enjing… tos 2 dinten tiap enjing di suguhi puisi anu endah pisan pokona mah,,,, 🙂
Laksamana Embun
/ July 16, 2010SIang Teteh… 🙂
Winny Widyawati
/ July 16, 2010Selamat hari jum'at mbak Irma, puisi yg indah seperti biasanya 🙂